Majas Metafora, Penjelasan Lengkap dan Contohnya

Icmt2019 – Dalam kaidah bahasa Indonesia, ada banyak aturan yang harus dianut untuk bisa berbahasa dengan baik dan benar. Karena bahasa tidak hanya diucapkan sehingga butuh intonasi yang tepat, bahasa juga butuh untuk dituliskan. Kaidah bahasa Indonesia dalam bentuk tulis umumnya lebih detail dan lebih terperinci dengan berbagai aturan yang wajib diterapkan.

Salah satu topik yang selalu dibahas dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah majas. Majas diartikan sebagai gaya bahasa yang bisa diterapkan secara lisan maupun tulisan. Karena merupakan gaya bahasa, majas bisa menghasilkan makna lain di luar kalimat atau kata yang diungkapkan. Majas pun bisa berupa hanya beberapa kombinasi kata dan bisa juga berupa sederet kalimat lengkap. Salah satu jenis majas yang populer adalah metafora.

Pengertian Majas Jenis Metafora

Majas metafora atau metaphor didefinisikan sebagai kiasan yang menggambarkan obyek yang dibandingkan secara langsung dengan obyek lain. Kedua obyek yang diperbandingkan harus memiliki sifat yang sama atau setidaknya hampir sama. Pendapat lain mengatakan bahwa jenis majas ini selalu menggunakan ungkapan yang tidak memiliki makna sebenarnya. Hal yang diungkapkan pun tidak selalu perbandingan namun bisa juga berupa persamaan.

Metafora termasuk gaya bahasa yang sangat sering digunakan dalam berbagai karya sastra. Penggunaan gaya bahasa ini akan memberikan efek lebih dramatis. Selain itu, pembaca seolah diberi kesempatan untuk berpikir kritis guna memahami apa yang sebenarnya ingin diungkapkan penulis dengan gaya bahasa yang digunakan. Di sisi lain, pemakaian gaya bahasa metafora dalam berbagai karya sastra akan menambah nilai keindahan dari karya tersebut.

Ciri-Ciri Metafora

Ciri utama majas metafora seperti yang sudah dijelaskan pada definisinya. Majas ini akan selalu menggunakan kata atau frasa yang bisa saja umum dan populer. Namun maknanya tidak seperti yang secara terlihat diungkapkan. Dengan kata lain, majas ini pasti memanfaatkan kata atau frasa yang bermakna kiasan. Untuk itu, pembaca perlu meningkatkan ketelitian dan tingkat kepekaan untuk memaknai setiap gaya bahasa metafora.

Ciri lain dari gaya bahasa metafora adalah tujuannya yang selalu membandingkan dua hal. Adapun yang bisa diperbandingkan tidak selalu berupa obyek tapi juga bisa berupa kondisi atau keadaan. Karena tujuannya inilah, gaya bahasa metafora selalu memanfaatkan kata-kata tertentu yang menggambarkan perbandingan tersebut. Kata yang umum digunakan seperti layaknya, laksana, bagaikan dan sejenisnya.

Gaya bahasa metafora juga memiliki ciri yang mudah dikenali yaitu tidak adanya penghubung atau konjungsi dalam kalimatnya. Hal ini dikarenakan gaya bahasa metafora ingin menunjukkan langsung makna kiasan yang digunakan. Pemilihan kata atau frasa untuk gaya bahasa ini sebenarnya juga tidak terbatas. Kata yang bisa dipakai tidak melulu seputar perbandingan tetapi juga bisa kata umum yang tentu maknanya tetap mengarah ke perbandingan.

Contoh Gaya Bahasa Metafora

Untuk semakin memahami pengertian, ciri umum dan tujuan penggunaan gaya bahasa metafora, berikut ada beberapa contoh yang bisa Anda pelajari:

  • Lelaki buaya darat memang tidak pantas mendapatkan perempuan baik. (Kata buaya darat yang ditulis tidak dimaksudnya untuk menyebutkan hewan.)
  • Semua orang tentu berharap kisah cintanya bermuara di pelaminan. (Kata bermuara tentu selalu berhubungan dengan aliran air.)
  • Orang yang suka mabuk bisa dibilang sebagai sampah masyarakat. (Kata sampah masyarakat mengacu pada orang yang tidak diharapkan di masyarakat.)

Pengertian majas metafora akan semakin mudah dipahami setelah Anda mengenali ciri umum dan khususnya. Banyak juga contoh kata atau frasa yang dimasukkan dalam kalimat sebagai cara untuk semakin memahami majas tersebut.

Sumber:

Wartapoin