Hubungan Australia dengan Indonesia di Masa Pandemi

Icmt2019 – Departemen Luar Negeri (DIHI) UGM menyelenggarakan Diskusi Bulanan ke-6 Tahun 2021 pada Jumat, 17 September 2021. Diskusi bulanan ini membahas topik “Hubungan Australia-Indonesia di Era Pandemi COVID-19” dan menghadirkan Dr. . Dafri Agussalim, MA, dosen DIHI UGM yang bagai diskusi mendalami kajian Australia. Menurut Pak Dafri, topik ini penting untuk dibahas, karena diyakini di era pandemi ini, negara-negara di dunia cenderung bersikap egois dan fokus pada kepentingan politik dalam negerinya sendiri, termasuk Australia dan Indonesia, yang sibuk berdiam diri di rumah. dengan COVID-19. Namun, Pak Dafri ingin menegaskan bahwa komitmen Australia untuk memperkuat dan menjaga hubungan baik dengan Indonesia, meskipun sibuk menangani pandemi di dalam negeri, tidak berubah, terutama dalam hubungan ekonomi dan politik keamanan.

 

Sebagai kekuatan politik dan ekonomi yang berkembang di kawasan Asia, Indonesia menjadi pasar potensial bagi produk Australia. Indonesia juga merupakan salah satu mitra utama Australia dalam menjaga keamanan di kawasan Asia Tenggara. Selanjutnya, peran penting Indonesia di ASEAN menjadikan Indonesia sebagai “gerbang” Australia ke Asia Tenggara dan ASEAN. Indonesia juga merupakan negara “penghalang” terhadap potensi ancaman militer dan nontradisional dari utara. Indonesia juga telah membuktikan diri sebagai “teman” yang baik bagi Australia, baik secara ideologis maupun politik di forum-forum internasional.

 

Di sisi lain, Indonesia juga memiliki minat yang besar terhadap Australia. Australia merupakan mitra strategis Indonesia dalam mengatasi ancaman keamanan tradisional dan non-tradisional, misalnya dalam kasus pengungsi, terorisme, migran ilegal, penyelundupan narkoba dan lain-lain. Indonesia memandang Australia sebagai kekuatan politik, ekonomi, dan militer di Pasifik Selatan, menjadikan Australia sebagai mitra penting bagi Indonesia dalam kepentingan ekonomi, politik, dan keamanan.

 

Selain faktor internal masing-masing negara, terdapat faktor eksternal yang bersumber dari geopolitik, geoekonomi dan geostrategi kawasan yang mendorong penguatan hubungan Australia dan Indonesia. Beberapa faktor tersebut antara lain munculnya Cina sebagai kekuatan baru dan melemahnya posisi AS sebagai kekuatan ekonomi, politik dan keamanan di dunia; adanya persaingan untuk negara adidaya (China dan Amerika Serikat) di kawasan; konflik yang berkembang di Laut Cina Selatan; dan potensi ancaman ketidakstabilan politik dan keamanan di negara-negara Asia Tenggara.

 

Wujud nyata dari hubungan baik Indonesia dan Australia di era pandemi COVID-19 adalah meningkatnya bantuan pembangunan Australia ke Indonesia. Pak Dafri menunjukkan data terbaru yang dirilis Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, di mana pemerintah Australia akan memberikan Official Development Assistance (ODA) sekitar US$4 miliar pada 2020-2021. Bantuan Australia telah meningkat tidak hanya secara nominal tetapi juga dalam keragaman program, dan masih menempatkan Indonesia sebagai tujuan utama ODA Australia di Asia Tenggara. Selain itu, kedua negara memiliki Kemitraan Kerjasama Ekonomi Australia-Indonesia (AIECO). AIECO saat ini merupakan inti dari kemitraan ekonomi Australia dengan Indonesia dengan alokasi investasi indikatif sebesar AUD 145 juta selama lima tahun (2018-2023) dengan opsi perpanjangan tiga tahun.

 

Perkembangan terakhir hubungan Australia-Indonesia di era pandemi COVID-19 adalah diadakannya pertemuan 2+2 antara Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Australia dan Indonesia pada 9 September 2021 di Jakarta. Pada pertemuan tersebut, kedua belah pihak menegaskan kembali komitmen mereka untuk memperdalam kerja sama di bawah Lima Pilar Kemitraan Strategis Komprehensif yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Scott Morrison pada tahun 2018.

https://www.teknogoo.com/keuangan/tumpahan-minyak-montara-tidak-merusak-hubungan-indonesia-australia/

 

Dalam menghadapi COVID-19, Australia dan Indonesia sedang mereformasi kemitraan pembangunan bilateral untuk mendukung respons kesehatan, sosial, kemanusiaan, dan ekonomi Indonesia. Australia juga telah memberikan pinjaman AUD 1,5 miliar untuk mendukung ketahanan ekonomi Indonesia dengan menyediakan peralatan dan perlengkapan medis penting dan 2,5 juta dosis vaksin ke Indonesia tahun ini. Ini menegaskan kembali komitmen Australia dan Indonesia untuk mendukung akses yang tepat waktu dan adil terhadap vaksin COVID-19 yang efektif sebagai bagian dari pemulihan regional bersama, termasuk melalui partisipasi dalam fasilitas multilateral COVAX.

 

Di akhir diskusi, Pak. Dafri bahwa terlepas dari tekanan dan kesulitan yang dihadapi Australia dan Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19 di negara masing-masing, kedua belah pihak tetap menunjukkan komitmen dan kepedulian yang kuat untuk menjaga dan mengembangkan hubungan bilateral kedua negara di wilayah yang berbeda. khususnya di bidang ekonomi, politik dan keamanan. Kebijakan Australia terhadap Indonesia di era pandemi COVID-19 juga menegaskan kembali pentingnya Indonesia bagi Australia dan sebaliknya.